Skip to main content

Posts

Showing posts from 2024

Tentang Kehendak

 ✍🏻 Untuk bisa belajar hidup dengan damai, bebas dari kecemasan berlebihan, kepanikan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan yang tidak terkendali, kita bisa mulai dengan memahami dan menyadari kehendak. ✍🏻 Salib ✝️ bisa menjadi analogi kehendak. Pada bagian tegak/vertikal, ada hubungan antara kehendak ALLAH dan kehendak manusia. Pada bagian mendatar/horizontal, ada kehendak manusia bersejajar dengan kehendak manusia lain. ✍🏻 Kehendak ALLAH, GUSTI, YANG MAHA, adalah hak mutlak ALLAH. Rezeki, pekerjaan, dan keturunan misalnya. Manusia hanya bisa berusaha dan menerima kehendak ALLAH apa pun itu, di beberapa kesempatan boleh berbahagia manakala kehendaknya sesuai dengan kehendak ALLAH. ✍🏻 Manusia hidup berdampingan dengan kehendak manusia lain. Kita memiliki hak sendiri yang boleh kita jaga dan sepatutnya menghargai kehendak manusia lain. ✍🏻 Kemelekatan manusia pada kehendaknya sendiri adalah penyebab sumber siksa batinnya sendiri karena egonya menuntut agar kehendaknya dituruti, dika...

Menjadi Pribadi yang Merdeka Secara Emosional

  Bab buku-buku dan video yang saya renungkan awal pekan ini secara serempak mengarah pada tema "mengampuni dan membebaskan diri dari ikatan emosional". Menjadi pribadi yang merdeka. Inner peace. Mungkin kebetulan, mungkin algoritma. Entahlah. Renungan ini saya bagikan karena dengan berbagi, saya menerima lebih banyak untuk pertumbuhan saya sendiri.   Kita acapkali terjebak dalam dalam ikatan syarat "jika".    Aku bahagia jika anakku bisa bermain musik.  Aku senang jika rumahku rapi dan bersih.  Aku merasa cukup jika gajiku cukup untuk mencukupi kebutuhanku.   Tanpa sadar, jika kondisi di belakang kata "jika" tidak terpenuhi, yang terjadi adalah negasi dari luapan sukacita tadi.   Suamiku tidak mendukungku, aku tidak bahagia. Anakku tidak diterima di PTN terbaik, aku kecewa berat. Dia tidak mengikuti aturan yang sudah kubuat, aku sangat kesal.   Sukacita kita terikat syarat. Ini berdampak pada inner peace kita se...