✍🏻 Untuk bisa belajar hidup dengan damai, bebas dari kecemasan berlebihan, kepanikan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan yang tidak terkendali, kita bisa mulai dengan memahami dan menyadari kehendak.
✍🏻 Salib ✝️ bisa menjadi analogi kehendak. Pada bagian tegak/vertikal, ada hubungan antara kehendak ALLAH dan kehendak manusia.
Pada bagian mendatar/horizontal, ada kehendak manusia bersejajar dengan kehendak manusia lain.
✍🏻 Kehendak ALLAH, GUSTI, YANG MAHA, adalah hak mutlak ALLAH. Rezeki, pekerjaan, dan keturunan misalnya. Manusia hanya bisa berusaha dan menerima kehendak ALLAH apa pun itu, di beberapa kesempatan boleh berbahagia manakala kehendaknya sesuai dengan kehendak ALLAH.
✍🏻 Manusia hidup berdampingan dengan kehendak manusia lain. Kita memiliki hak sendiri yang boleh kita jaga dan sepatutnya menghargai kehendak manusia lain.
✍🏻 Kemelekatan manusia pada kehendaknya sendiri adalah penyebab sumber siksa batinnya sendiri karena egonya menuntut agar kehendaknya dituruti, dikabulkan, bahwa kehendaknya paling benar.
✍🏻 Jika manusia tidak belajar menerima kehendak ALLAH dan jika manusia memaksakan kehendak dan pandangannya kepada manusia lain, timbullah emosi-emosi yang tidak terkendali, timbullah gesekan-gesekan tidak sehat.
✍🏻 Dengan belajar menerima kehendak GUSTI dan menghargai kehendak sendiri maupun kehendak orang lain, hati kita akan dipenuhi kedamaian. Kita akan sedikit demi sedikit terbebas dari kekecewaan berlebihan, kesedihan yang berlarut-larut, amarah yang tidak terkendali, kekesalan yang tidak perlu.
Comments
Post a Comment